Amerika
Serikat sebagai negara adidaya yang dapat dikatakan cukup berpengaruh dan sebagai
role model
bagi negara-negara lain haruslah berhati-hati dalam setiap kebijakan apa saja
yang diambil. Termasuk kebijakan luar negerinya, dalam beberapa tahun terakhir
diketahui bahwa ia telah mengubah fokus kebijakan luar negrinya yang sebelumnya
memfokuskan kerjasama dengan negara-negara di Timur Tengah. Pada umumnya kebijakan
luar negeri dapat dijalankan melalui berbagi cara, namun tiga cara yang paling
umum digunakan oleh suatu negara adalah perang, perdamaian dan kerja sama
ekonomi. Timur tengah merupakan satu-satunya kawasan yang memiliki cadangan
minyak terbesar di dunia dengan posisi Arab Saudi sebagai sekutu terdekat dari
AS yang memasok kebutuhan minyak, namun kemudian Amerika Serikat mengubah foku
kebijakan luar negerinya ke negara-negara di kawasan Asia Pasifik karena perkembangan
perekonomian mereka yang cukup pesat. Amerika serikat merupakan salah satu
negara yang masih memiliki fokus besar dalam mengorganisasi geostrategi
negaranya baik dalam bentuk Geoekonomi maupun Geokultural
Perubahan
fokus kebijakan ini dilakukan disebabkan antara lain karena adanya kecemasan Amerika
Serikat akan bangkitnya Cina yang mampu menandingi dominasi kekuatan global
khususnya kekuatan ekonomi dan militer Amerika Serikat dalam dunia internasional.
Sejak tahun 1970 an, Cina dibawah pemerintahan Deng Xiaoping sudah mulai muncul
dengan kekuatan ekonominya. Dengan bermodalkan penduduk dan wilayah yang besar,
Cina mulai muncul dengan kekuatan ekonomi berupa pertumbuhan ekonomi yang
dramatis di Asia. Menggapi hal ini Amerika Serikat harus secara sigap untuk
mengamankan kepentingan nasionalnya. Bahkan badan intelejen Amerika Serikat atau
Central Intelligence Agency (CIA) memproyeksikan bahwa Cina akan menjadi
kekuatan militer utama dan akan menandingi Amerika dalam kekuatan global di
tahun 2020.
Asia
Pasifik telah menjadi kawasan kunci utama politik global. Membentang dari benua
India ke pantai barat Amerika, wilayah ini meliputi dua samudera, yaitu samudra
Pasifik dan Hindia yang juga merupakan jalur perdagangan Internasional dimana
setiap harinya semakin ramai karena dilewati oleh banyak kapal dagang dari penjuru
dunia. Kawasan ini memiliki hampir setengah populasi dunia yang mencakup
beberapa aktor utama dalam ekonomi global, selain itu juga menjadi kawasan
penghasil emisi gas rumah kaca terbesar. Di kawasan ini terdapat beberapa
sekutu kunci Amerika Serikat dan merupakan tempat dimana kekuatan baru yang akan
menjadi aktor ekonomi penting seperti China, India, dan Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi di wilayah asia pasifik sangatlah pesat, dapat dilihat dari
pertumbuhan ekonomi yang tinggi di wilayah Asia Pasifik dapat di menjadi suatu
jaminan perekonomian kedepan, bagaimanana negara-negara berkembang yang pulih
dari penjajahan dan krisis ekonomi akan menjadi pemimpin perekonomian dunia. Di
kawasan Asia Pasifik pertumbuhan ekonomi dapat di lihat dari tahun 2013 secara
keseluruhan negara-negara berkembang yang ada di Asia Pasifik tumbuh sebesar
7,2 persen.
Dalam majalah
Foreign Policy (November 2011), Hillary secara eksplisit mengatakan masa
depan politik akan ditentukan di Asia, bukan di Afghanistan atau Irak, dan
Amerika Serikat akan beraksi tepat di tengahnya. Salah satu tugas yang paling
penting dari Amerika selama dekade berikutnya akan memfokusikan pada
peningkatan investasi, diplomasi, ekonomi, dan strategi di wilayah Asia. Ini
menunjukkan bahwa Amerika Serikat tidak main-main untuk memusatkan perhatiannya
di kawasan Asia-Pasifik.
Lalu apa yang
harus dilakukan Indonesia menanggapi geostrategi Amerika serikat yang mungkin
dapat menguntungkan atau bahkan menjatuhkan Indonesia ini? Well dapat dikatakan
ini merupakan peluang yang cukup besar bagi Indonesia dan umumnya negara-negara
lain di kawasan Asia-Pasifik untuk menjadikan Amerika serikat sebagai mitra
kerja sama ekonomi yang menjanjikan. Karena seperti yang kita ketahui Amerika serikat
merupakan negara adidaya dan dapat dikatakan sebagai pemimpin perekonomia dunia
untuk saat ini. Selain itu Amerika serikat juga telah lama melirik Indonesia
untuk dijadikan mitra utama dalam mengembangkan pengaruh dan kekuasaannya,
terutama dalam bidang militer dan pertahanan karena Indonesia merupakan bangsa
yang besar dan memiliki pertumbuhan perekonomian yang cukup baik jika
dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara lainnya. Namun
tetap, Indonesia harus tetap kritis dan berhati-hati dalam pengambilan setiap
kebijakan luar negerinya karena dalam kerja sama antara Amerika serikat dengan
Indonesia akan terdapat suatu kerjasama yang kompleks dan menimbulkan
polemik di dalam dan luar negeri. Menanggapi sikap Amerika Serikat saat ini,
China juga khawatir karena seperti yang kita ketahui China telah banyak
melakukan kerjasama dalam berbagai bidang dengan Indonesia terutama dalam
bidang ekonomi maka dari itu China akan meningkatkan daya tawarnya dengan cara
lebih mendengarkan Indonesia juga. Indonesia tentu melihat sendiri bahwa China
sebenarnya mengalami kegelisahan yang luar biasa jika Indonesia tidak
memperhatikannya karena Indonesia adalah barometer untuk menjaga kestabilan Asia
Tenggara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar